Pak Dadang (Cerita Hot Full)
Pak Dadang (Cerita Hot Full)
– CERITA SEX GAY,,,,,,,,
lewat dari tengah malam aku baru selesai bekerja. jalanan sudah mulai sepi. aku pun berjalan menuju halte yang tak berapa jauh dari kantorku. dihalte hanya ada aku dan 2 orang lainnya. aku tak terlalu memperhatikan mereka. cukup lama aku menunggu angkot tujuanku, rokok sebatang sudah habis aku hisap,angkot pun muncul.
segera aku naik. selama didalam angkot,aku lebih memilih mendengarkan musik dari handphone,karena memang agak sedikit ngantuk. tak terasa akupun terlelap. tak tahu berapa lama,tiba tiba aku terbangun. sudah ada seorang bapak-bapak disebelahku. bapak itu hanya memandang kedepan. kulihat baik baik bapak itu. ia memakai seragam sebuah taxi yang ditutupi jaket hitam. kumis tebal menghiasi bibirnya. sampai disitu,akupun kembali dengan musik ditelinga dan memandangi setiap jalanan dan pertokoan yang gelap. satu persatu para penumpang turun ditujuannya masing masing. tinggal aku dan bapak itu dibelakang dan seorang lagi duduk didepan. kembali aku memperhatikan sibapak itu. “handsome…” ucap dalam hati. mungkin sibapak itu risih aku perhatikan tiba tiba ia membalikan tubuhnya ke arahku. wajahnya menatap tajam wajahku. aku benar benar diam,antara takut dan malu. “ada apa mas perhatiin saya!” bentaknya. suaranya yang berat membuat aku benar benar ciut. tapi aku tak mau tinggal. secara spontan aku bilang “oh.. maaf Pak. daritadi,saya perhatiin bapak. saya coba memperjelas,bener gak sih bapak ini ayahnya teman saya waktu sekolah” sibapak yang awalnya berwajah garang,sekarang berubah tenang. “nama bapak,pak cahyono,bukan?” entah itu datengnya darimana,yang penting aku selamat! “bukan.. nama saya Dadang.” “berarti saya salah,maaf ya pak!” sekejap,aku langsung membalikan wajahku keluar kaca. “selamat….”. kamipun sama sama diam. 15 menit berlalu aku pun sampai dan lekas turun. dan sibapak dadang itu mendahului aku. ia nyelonong keluar yang otomatis pantatnya benar benar menghadap ke aku! gede juga pantatnya. ia langsung bayar. ia terlihat terburu buru. selesai ia bayar,akupun bayar. aku terus melihat kearahnya.
lalu ia hilang dibalik tulisan toilet. “ah.. dia kebelet”. kubiarkan pandangan tentang dirinya. kubakar sebatang rokok lagi untuk mengusir kesendirianku karena memang aku harus naek angkot sekali lagi untuk sampai dirumah. tapi memang bayangan tentang sibapak dadang membuat ku penasaran. seingatku,toilet malam hari gini udah ditutup. dan kemarin malam sewaktu aku kekamar mandi,cuma satu yang dibuka,itu juga karena memang gak ada pintunya. “jangan..jangan…” aku langsung bergegas kearah toilet. berharap sebuah pemandangan menarik. Pas sampai didepan toilet,aku sedikit gugup. Antara mau dan tidak. Tapi hawa dingin ini membuat ku mantap melangkah semakin kedalam.terdengar suara keran dibuka sedikit. aromanya berbau busuk,apa memang tidak dibersihkan? Aku berjalan agak sedikit kepinggir,dan benar saja kalau pintu kamar mandi itu masih rusak! Semakin dekat dan semakin dekat,kulihat jaket yang pal dadang kenakan tadi digantung dipaku. “benar ia ada didalam!” niat hati hanya ingin mengintip sekilas. 3 langkah selanjutnya aku sudah berdiri didepan pintu. Aku kaget dan dia pun kaget!. Ternyata ia bukannya kencing tetapi berak! Pantas busuk aroma kamar mandi ini. Ia kaget dan langsung membentak ku “hey kamu! Ngapain kamu! Pergi sana!” ia ingin menghampiriku tetapi posisinya tidak menguntungkan. Ia jongkok,celannya sudah ia gantung,hanya baju yang melekat dibadannya. Pemandangan yang indah,melihat orang galak ini setengah telanjang dan berak. Kontolnya menggantung,biji pelernya lumayan besar dan tidak sebanding dengan ukuran kontolnya. Jembutnya penuh,lebat dan hitam pekat. Dengan cekatan ia mengambil gayungm,seraya ingin menyiramku.
Alangkah tidak beruntungnya,air diember tidaklah banyak. “Mungkin sudah habis untuk menyiram tai?” entah bodoh atau apa,aku masih saja berdiri mengahdap pak dadang. Tanpa bergerak sedikit pun. Hanya isapan rokok yang menyadarkanku kalau semua ini benar adanya. “hey! Kamu gila ya!. Pergi sanaaa…” ia terus membentak. Setiap ia membentak perutnya yang buncit bergoyang,kontolnya dan pelernya ikut bergoyang. Kontolku pun ngaceng dibuatnya! “saya juga ingin pake toilet pak,jangan ngusir dong!” elak ku. Tatapannya antara marah dan bingung “yah tapi kan kamu bisa tunggu diluar!” “saya kebelet Pak”. Dan akupun langsung masuk kekamar mandi. Pak dadang semakin kaget dengan kelakuan ku. “hey hey hey!” aku tak mengubris kata katanya lagi. Aku buka celana,langsung menghadap ketembok. Menyampingkan ia. Pak dadang hanya bingung melihat ke arahku. Kontol ini bener bener ngaceng. Percuma aku paksa ngencing juga. Aku pun nengok ke arah pak dadang,melihat ia dari jarak dekat. Pak dadang langsung buang muka. Terlihat sedikit,dilobang toilet masih penuh oleh tainya. “pak disiram dong! Bau busuk tuh!” aku melempar senyum. Wajahnya berubah merah.
Bercampur bau busuk toilet dan tainya pak dadang. Aku terus menatap dia dalam dalam. Pak dadang sendiri membuang muka,merasa tak bisa berbuat apa apa. Hanya suara keran yang berisik diantara kesunyian kami. Kontol ku pun perlahan menciut dan kubiarkan tersangkut diresletingku. Pak dadang wajahnya seketika kencang “mas tolong keluar!” dan seketika pula tai keluar dari lobang pantatnya berbarengan dengan kentut. Ternyata ia belum menyelesaikan hajatnya. Melihat itu kembali membuat aku tersenyum. “mas tolong mas biarin saya sendiri…” ia benar benar memelas. Aku pun tak mnggubris permintaannya. Aku lanjut berjongkok dihadapannya “bapak masih mau berak? Yaudah berak aja…” aku menatap matanya. “anggap aja aku gak ada disini pak…” “aku gak bisa mas… tolong…” dan kembali ia mengeluarkan tai yang langsung terjun kelobang wc. Aku bisa melihat tai yang keluar itu dari balik kontolnya. Dan kontolnya sendiri sedikit demi sedikit mulai ngaceng,itu normal ketika berak.
Untuk menghalau bau busuk diruangan ini,aku membakar rokok. Ku bakarkan rokok untuk pak dadang juga. “ini pak hisap,biar beraknya lebih leluasa… keluarin semua tainya jangan ditahan tahan,enggak baik untuk kesehatan” aku lempar senyum jahat. Dalam hisapan roko pak dadang semua mulai terasa lebih rilek. Mungkin sekarang ia benar benar tak perduli dengan diriku atau benar benar membenciku. Selanjutnya aku bangkit dan kontol ku sudah kembali ngaceng seperti semula. Ku sandarkan pantatku kepinggiran bak kamar mandi. Kulihat pak dadang mencuri pandang ke kontol ku yang nongol dari lobang resleting. Aku berusaha tak perduli dengan itu. Lagi lagi ia mengejan untuk mengeluarkan sisa sisa tai yang masih bersarang. “aaahhh… “ hela nafas leganya. “bapak ini sakit perut atau apa sih?” protes ku. “”ndak tau mas… tiba tiba perut ku sakit seturunnya dari angkot”. Aku yang penasaran ingin melihat kelobang wc. “coba saya tengok tainya bapak…” pak dadang mengangkat pantatnya yang besar. “tai bapak banyak banget!” semuanya numpuk. “siram dong pak!” “gimana mau disiram mas,wong aernya keluar kecil sekali” tegasnya. “aku udah endak sakit perut lagi.. kalo mas mau makai toiletnya tolong keluar sebentar,aku mau cebok” “saya mau lihat bapak cebok…” pak dadang yang semula santay sekarang kembali tegang. “malu mas…” melasnya. “gak papa pak.. saya ingin lihat. bapak balik badan yah… biar saya jelas ngeliat ceboknya!” dengan suara yang pelan tapi tegas. Pak dadang hanya pasrah mengikuti omonganku,ketara dimatanya ada rasa takut. Ia pun membalikan badannya. Aku ambilkan segayung air untuknya.
Pantatnya padat dan putih,bekas garis kancut tercetak jelas dipinggangnya. “pak nungging,saya mau lihat lobang pantat bapak. Mau mastiin aja udah bersih apa belom” lagi lagi ia menuruti perintahku. Ia angkat pantatnya dan saat itu juga aku bisa lihat lobang pantatnya yang sedang membuka tutup penuh dengan tai. Kontolku ngaceng maksimal dibuatnya!. Ia mulai membilas kearah lobang,dengan tangan kirinya menggesek lobang anus itu. Sisa sisa tai berjatuhan. Biji pelernya beberapa kali kesenggol gayung. Aku perhatikan semuanya dengan jelas dan benar benar kunikmati setiap inci belahan pantatnya. Disela sela aku yang sedang menikmati pemandangan itu pak dadang kentut tanpa aba aba! Jelas lobang pantatnya terbuka lebar setelah kentut dan lobang anusnya berwarnan merah tua. “bilang dong kalo mau kentut!” protes ku. Ia tak memperdulikan ku,ia cepat cepat menyelesaikan ceboknya ini.dirasa sudah bersih semua,ia pun membalikan badannya lagi. Kali ini aku dibuat kaget olehnya. Kontolnya ngaceng! Tak terlalu besar memang,biasa saja. Aku tersenyum untuknya. “mau dibantuin pak ceboknya?” godaku. Ia melangkah kearahku,memojokannku ketembok. Posisiku masih berjongkok. Ia langsung mendaratkan kontolnya dimulutku dan aku pun sudah siap sedia melumatnya dan menyedot nyedot. Kasar gerakannya membuat ku sulit mengatur tempo dan memilih pasrah meerima setiap sodokan kontolnya dalam mulutku. Tangan kananku pun tak mau tinggal diam,aku mencari lobangnya pak dadang. Meraba raba pantatnya tanpa kesusahan aku menemukan lobangnya. Karena memang lobang nya sudah terbuka lebar setelah berak jadi 2 jari aku tempelkan dilobang anusnya. Terasa sekali setiap pak dadang mendorong kontolnya dalam dalam disitu pula lobang anusnya menyedot nyedot jari ku! Aku sudah kegilaan oleh lobangnya pak dadang langsung memaju mundurkan kedua jariku. Desahannya semakin kencang,dan sedotan anusnya pun semakin kuat. Aku mengerti sebentar lagi ia akan ngencrit jadi aku sodok sekuat kuatnya semoga mencapai prostatnya. Jari tengah ku berontak diantara padatnya isi anus pak dadang. Aku mulai kewalahan oleh gerakan maju mundur kontolnya dalam mulut ku,ia benar benar mentok ditenggorokanku. Air liur sudah membasahi baju dan celanaku. Tapi aku tak mau kalah darinya,terus mendorong jari tenganku,dan memijit dinding anusnya.
Semakin dalam semakin hangat jari ku rasakan. Kuputar jari tengah ini,sambil menyodok anusnya. Dinding anusnya berkedut. Dan… “aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh……” pak dadang teriak sekencang kencangnya. Spermanya muncrat dalam mulutku,banyak sekali muncratnya,aku tak bisa menampungnya dalam mulutku dan langsung memuntahkannya. pak dadang langsung mencabut kontolnya dari mulutku,sperma masih menetes dari pala kontolnya. Kami berpandangan tanpa mengucap satu kata pun. Jariku masih ada didalam anusnya. Aku masih ingin bermain dengan lobang itu,walau sudah tak sekencang kedutan yang kurasakan tapi kubiarkan saja.
Pak dadang sudah lemas, ia sedikit goyah. Tetapi cengkraman anusnya pak dadang malah semakin kencang. Pak dadang akhirnya bersandar di bak kamar mandi. Aku pun kembali menghisap kontol pak dadang yang sudah belepotan oleh peju. Kontolnya setengah ngaceng. Aku sedot sedot pelan,sedikit demi sedikit kontolnya mengeras. Biji yang tergantung bebas itupun tak luput dari mulutku,langsung kuemut bijinya. Ku emut bijinya satu persatu,kadang di emut kadang digigit.
Perlakuanku itu membuat kontolnya pak dadang manggut manggut. Pak dadang sendiri hanya menutup matanya dengan mulutnya mangap,ia benar benar menikmati ini. Setiap kali aku gerakan jariku,cengkraman anusnya kencang. Aku kembali sedot kontolnya pak dadang,karena mulai tak sabaran,ku maju mundurkan jari ku didalam lobang anusnya,pelan pelan tapi pasti. Kontolnya kembali ngaceng keras! kedua tangannya memegangi kepalaku. Kembali ia entot mulutku. Tapi sekarang lebih berirama tidak sekasar tadi. “aaahhhh… aaahhh…” desahnya mulai ke enakan. Aku tidak ingin ini semua cepet selesai,langsung kutarik mulutku. Pak dadang kaget langsung memandang kebawah. “sedot lagi mas… aku udah mau keluar” pintanya. “enggak mau!” langsung aku cabut kuat jariku dari dalam anusnya. “ah….” teriak kecilnya. Aku peperkan cairan itu dibadannya. Aku bangkit dari jongkok dan bertanya “enak pak…?”. ia hanya mengangguk. Kontolku yang ngaceng kubiarkan ngaceng. Aku mencoba mencium pak dadang,tetapi ia menolak. “maaf mas aku ndak bisa…” katanya. Akupun tak ingin memaksanya lagi. Ku membakar rokok. Dan berdiri diluar. Pak dadang melihatku “mas udah selesai?”. Aku hanya berdiam dan memandang keluar. Ia menghampiriku dan berbisik ditelingaku “mas sebentar lagi mas… aku udah mau keluar lagi…”. ke enakan dia,pikirku. Aku tetap berdiam diri. Ia mulai berani bertindak lebih,ia mengusap ngusap pantatku yang masih tertutup celana “sebentar lagi ya mas…” katanya. Suara itu benar benar ditelingaku,sangat menggoda!. Rokok kuselipkan di gigi,kubuka gesper ku. Ia langsung melorotkan celana ku sampai sepantat. Aku yang sudah mengetahui keinginannya,langsung menungging. Belahan pantat ku ia raba raba,pantat ku sendiri ia usapa usap. Aku kembali menghisap rokok dan membiarkan ia melakukan yang ia mau. Kulebarkan kaki ku dan terbuka lah lobang pantatku. Ia mengusap ngusap lobang itu.ia meyodok nyodokan ujung jarinya, seperti memastikan,apakah lobang ini masih rapet atau enggak. Tiba tiba ia membuka lebar lobang itu dan meludah tepat dilobang ku. “eeennggghhh…” erangku. Ia pijit pijit pelan,dan kembali meludah. Dirasa ludah itu sudah cukup untuk memudahkan kontolnya masuk. Kepala kontol pak dadang ditempelkan dibibir anusku,ia putar putar kepala kontolnya. Ia mulai memainkan aku. Aku tetap merokok menerima perlakuan itu. Ia kembali membuka pantatku dan perlahan ia dorong kepalanya. Jujur,saat itu anusku belum cukup penetrasi,jadinya masih merapat. “uuuhhh maaasss…” ia melenguh ketika dinding anusku menahan kontolnya didalam. Ia medorong masuk semuanya tapi anusku masih menolak. Saking tak sabarannya,ia langsung mendorong keras kontolnya. “aaaahhh…” teriak ku. Ia merobek anusku! Rasa perih aku terima. Tapi aku tak ingin menyudahi ini,aku terima. ia merasa berhasil membobol anusku,ia rendam kontol itu didalam tanpa menggerakannya. Terasa koontolku yang kedutan memijat kontolnya didalam anusku. Ia tempelkan wajahnya dipunggungku dalam posisi nungging ini. “enak mas…?” pertanyaan itu lebih terasa pembalasan bagiku! ia kembali tegap dan mulai menarik keluar kontolnya perlahan,ia sisakan kepala kontolnya saja dibibir anusku. “wwwaaahhhh…” ia seperti terkesima kalau kontolnya ada didalam pantat. Ia meludah dibatang kontolnya dan ia kembali memasukan kontolnya sedalam dalamnya. “eeeehhhhmmm…” erangnya. ia sodok sodok pelan kontolnya,itu membuat ku gregetan. Kutarik maju badanku tetapi sial ia memelukku “diam saja mas…” ucapnya. Saat itu juga ia memaju mundurkan kontolnya kencang. “aaahhhhh… aaahhhh…” teriakan kesakitan!. “enak mas hahaha?!” pak dadang tertawa. Biji pelernya memukul mukul pelerku setiap kali ia maju mundur.
Aku menggenggam kusen pintu,memepertahankan diriku untuk seimbang. Langsung aku mengejan,membuat emutan untuk kontolnya. “uuuhhhh… emut terus mas,kempit!” ia menjambak rambutku. Aku terdangak menerima perlakuan itu. Aku mengocok kontolku yang precumnya sudah menetes netes. Setelah menjambak,ia mencakar punggungku,antara perih dan geli kurasakan. “aku udah mau keluar nih!” ucapnya . ia meludahi punggungku yang sudah penuh keringat. Ia usap ludahnya merata keseluruh punggung. Ia memelukku erat,membuatku berdiri tegap. Ia menyuruhku untuk tetap menggenggam kusen pintu. Ia mengentot sekeras kerasnya,tak memperdulikan sakit itu!. Ia ciumi leherku,menggigit leherku,ia membuat cupangan pikirku. Dadaku juga ia raba raba. “sebentar lagi keluar…” ucapnya dengan lidah menjilat telingaku. “sebentar lagi mau keluar… aaaahhhh…” pak dadang terus terusan mendesah. “aaahhh aahhhh… maaass…” aku juga ingin keluar,langsung kukocok kontolku. “aaaaaahhhh…” desahannya di ikuti oleh semprotan peju,lobangku seketika hangat. Dan akupun ikut mengencrot dilantai. “aaahhh.. aaahhh..” ia langsung bersandar kepadaku. Kami punt terdiam dalam posisi berdiri,kontolnya tetap terbenam didalam lobang anusku. ia kembali mendesah sesaat aku ingin melepasnya. “sabar ya mas… masih ada…” ucapnya mengagetkanku. Ia kembali mengentotku,dengan pelan sekarang. Ia putarkan kontolnya,menyentuh dinding anusku. Rasanya sangat ngilu. Ia melakukannya berulang kali membuat aku bergelinjang. “keluar lagi mas… keluar lagi…” ia kocok secepat cepatnya. “aaaahhhhhhhh…. “ ia berteriak. ia tarik kontolnya dari anusku. Ia mengencrot diluar yang jatuh kepantatku. Kurasakan peju hangat itu mengalir,yang dari lobang pantat juga ikut mengalir keluar. Pak dadang bersandar didinding dengan nafas tersengal. “hahaha aku kelaur dua kali ya….” ucapnya. “aku hanya tersenyum. “lobang kamu rapet sekali mas,terasa memijit kontolku”.
Aku pun langsung bangkit untuk mengambil tisu dari celana. Pak dadang mengambil air sedikit,membersihkan kontolnya. Ia memberikan gayung kepadaku. Aku berjongkok dan mengejan,aku kentut dengan peju yang keluar. Ku masukan jariku untuk menarik peju keluar. Aku rasakan perih sekali “lecet!” pikriku. Pak dadang langsung mengambil celananya. Aku yang melihatnya langsung bangkit dan menaruh jariku dilobang pantatnya yang sudah rapat “Enggak mau ditusuk nih?” godaku. “sudah malem mas….” tolaknya. Ia sudah rapih berapakain “saya pulang duluan ya…” wajahnya sudah kembali seperti awal yang tadi aku mengenalnya diangkot,ia tersenyum mengucapkan itu. “yaudah,hati hati pak…” ucapku ramah. “kamu memberikan saya sebuah pengalaman!” candanya. “kamu hati hati…” ia menggenggam tanganku. pak dadangpun berlalu… aku hanya melihat punggungnya didalam toilet yang sunyi ini. Betapa malam yang gila,yang pernah aku lalui! Aku pun jongkok di kloset,seraya membersihkan kembali lobang anusku ,dan berlanjut untuk berak.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,